Inilah Misteri dari Planet Mars – Saat ini banyak penelitian yang sedang melakukan tugasnya untuk mengetahui apa yang belum dapat terkuak. Salah satu hal yang memiliki banyak misteri di dalamnya adalah planet mars. Mars sudah dikenal oleh peradaban manusia sejak milenium yang lalu. Masyarakat Sumeria Kuno menganggap planet ini sebagai Nergal, representasi dari dewa perang dan wabah. Sementara masyarakat China Kuno punya panggilan ke Mars, yaitu Bintang Api.
Sekitar abad ke-17, Mars mulai menjadi bahan diskusi serius di kalangan astronom. Saat itu teleskop optik sudah dikembangkan untuk pengamatan langit. Salah satu astronom, Christian Huygens, membuat peta dataran Mars pertama. “Apakah kanal tersebut adalah konstruksi oleh alien?” atau “Apakah ada alien di Mars?” adalah dua dari sekian pertanyaan yang sudah ada sejak saat itu. Berikut adalah informasi mengenainya
Apakah ada gunung meletus di Mars?
Planet seperti Bumi memiliki massa dan ukuran yang cukup untuk membuat lapisan mantelnya meleleh menjadi lautan magma. Cairan panas ini kemudian membuat goyangan teknonik di lempeng permukaan dan bertanggung jawab atas letusan gunung api.
Di sini, peneliti mengira bahwa planet seukuran Mars sangat mungkin untuk memiliki kondisi yang sama. Namun, setelah mengirim puluhan robot lengkap dengan instrumen canggih, peneliti masih belum bisa memastikan bahwa planet Mars, setidaknya dulu, punya gunung api.
Walaupun begitu, penelitian yang dipublikasikan tahun ini oleh NASA mensugestikan bahwa planet ini dulu pernah memiliki gunung api. Sekitar 4 miliar tahun yang lalu, terjadi letusan gunung berkepanjangan selama ratusan juta tahun. Gunung api Mars terus menerus memuntahkan debu vulkanik dan larva selama ratusan juta tahun tanpa henti.
Apakah di Mars terjadi gempa (marsquake)?
Kebanyakan gempa di Bumi terjadi akibat gesekan lempeng tektonik dan Mars tidak memiliki struktur tersebut di lapisannya. Namun ternyata, ilmuwan percaya bahwa di sana juga ada gempa atau yang disebut sebagai marsquake. Kebanyakan diakibatkan gejala-gejala vulkanik skala kecil.
Robot generasi pertama yang dikirim ke Mars seperti Viking 2 memiliki seismograf untuk mendeteksi gempa. Namun satu dan lain hal–termasuk angin Mars–menyebabkan hasilnya belum begitu meyakinkan.
Setelahnya, diluncurkanlah InSight Lander. Ini merupakan salah satu robot terbaru yang dikirim oleh NASA ke Mars. Keunikan lander ini adalah dilengkapi dengan seismograf yang tertancap ke tanah dan ditutupi kubah untuk melindunginya dari getaran angin.
Sejak pendaratannya di planet Merah, InSight sudah mendeteksi ratusan getaran. Empat di antaranya memiliki kekuatan di atas 3 SR, yang mana ini tergolong cukup besar. Data gempa ini akan peneliti gunakan untuk meneliti lapisan mantel dan inti planet merah.
Ke mana air di Mars pergi?
Peneliti yakin bahwa miliaran tahun lalu di atas permukaan Mars pernah dialiri oleh air yang berupa benda cair. Salah satu petunjuk yang peneliti gunakan adalah adanya fitur geografi mirip sungai, salah satunya Osuga Valles, Mars. Walau sebagian kelompok peneliti yakin bahwa bentuk aliran tersebut juga bisa disebabkan oleh gelinding kerikil, hipotesis Mars purba memiliki air diterima secara luas di kalangan peneliti.
Peneliti NASA di tahun 2016 mengungkapkan bahwa air yang pernah dimiliki planet itu lebih banyak daripada air laut di samudera Artik. Tidak tanggung-tanggung, laut Mars purba bahkan bisa menutupi setengah permukaan daratannya. Namun kenapa Mars yang sekarang begitu tandus? Ada beberapa spekulasi yang didukung oleh bukti ilmiah masing-masing.
Pertama, air di planet itu mungkin saja menguap ke luar angkasa. Mars purba memiliki medan magnet yang menjadi proteksi planet dari radiasi Matahari. Ketika medan magnet hilang karena aktivitas inti planet, proteksi tersebut pun juga hilang. Hal ini membuat atmosfer Mars menjadi tipis dan mudah ditiup oleh angin Matahari. Atmosfer pun terembus ke luar beserta dengan air di permukaan planet.
Seperti apa atmosfer Mars di masa lalu?
Planet memiliki evolusi. Mulai dari permukaan datarannya, interior sampai iklimnya. Atmosfer Mars yang sekarang jauh berbeda dengan yang dulu. Atmosfer Mars yang dulu cukup tebal untuk menjaga temperatur yang stabil dan mempertahankan bentuk air cair.
Miliaran tahun lalu, Mars kehilangan medan magnet yang membuatnya kehilangan proteksi dari angin Matahari. Fenomena ini kemudian perlahan menyapu atmosfer Mars sehingga partikel-partikel penyusun dan airnya terlontar ke luar angkasa.
Hal ini membuat atmosfer Mars menjadi tipis dan kehilangan tekanan yang memadai. Temperatur yang stabil sulit dicapai di atmosfer yang tipis. Terlalu panas di siang hari dan terlalu dingin di malam hari.